RUPS Dewan
Komisaris
Direksi Organ
Pendukung
Komunikasi dengan
Pemegang Saham
Lembar Fakta
Tata Kelola
Keterbukaan
Informasi
Manajemen
Risiko
Sistem
Whistleblowing

Manajemen Risiko Adaro

Setiap entitas bisnis pada ketiga pilar Grup Adaro (Adaro Energy, Adaro Minerals, dan Adaro Green) menghadapi berbagai risiko yang perlu dikelola secara terstruktur, sistematis dan konsisten. Manajemen risiko yang efektif memerlukan keterlibatan serta dukungan menyeluruh di semua lini organisasi dan dapat berkontribusi terhadap keberlanjutan perusahaan serta penciptaan nilai bagi pemegang saham. Risiko eksternal dan internal yang tidak diidentifikasi dan dikelola secara efektif dapat membahayakan kelangsungan perusahaan.

 

Kebijakan Manajemen Risiko Adaro

Dalam rangka memperkuat Tata Kelola Manajemen Risiko Adaro, Perusahaan memiliki Kebijakan Manajemen Risiko dengan bentuk komitmen Perusahaan dalam pengelolaan risiko secara terintegrasi.

Berikut dibawah ini adalah Komitmen Kebijakan Manajemen Risiko Adaro:

Adaro Risk Management Standard

 

 

Standar Manajemen Risiko Adaro

Guna memperkuat penerapan kebijakan manajemen risiko Adaro, Perusahaan menyusun standar manajemen risiko yang sesuai kebutuhan Perusahaan dengan mengadopsi ISO 31000:2018 – Pedoman Manajemen Risiko.

 

Standar manajemen risiko Adaro terdiri dari 3 (tiga) komponen utama, yaitu:

  1. Prinsip Manajemen Risiko Adaro
    1. Terintegrasi
    2. Terstruktur & Komprehensif
    3. Disesuaikan
    4. Inklusif
    5. Dinamis
    6. Informasi Terbaik yang Tersedia
    7. Faktor Manusia dan Budaya
    8. Perbaikan Berkelanjutan
  2. Kerangka kerja manajemen risiko, yang terdiri dari:
    1. Kepemimpinan dan komitmen.
      • Menerbitkan pernyataan atau kebijakan manajemen risiko.
      • Memastikan ketersediaan sumber daya.
      • Menetapkan kewenangan, tanggung jawab, dan akuntabilitas.
      • Menyesuaikan dan mengimplementasikan semua komponen kerangka kerja.
    2. Integrasi Manajemen Risiko ke dalam seluruh proses bisnis Perusahaan melalui:
      • Perencanaan, pelaksanaan dan pencapaian target dan tujuan Perusahaan
      • Proses bisnis dan manajemen proyek
      • Manajemen K3LH
      • Manajemen krisis
      • Audit internal
    3. Desain

      Dengan filosofi “make it clear, make it simple”, manajemen risiko didesain menjadi tiga tingkatan: strategis, taktis dan operasional.

    4. Implementasi

      Manajemen risiko diimplementasikan dengan pendekatan top-down dan bottom-up untuk memastikan integrasi manajemen risiko induk dan anak perusahaan dengan pendekatan ORMP (Objektif, Risiko, Mitigasi dan Perencanaan).

    5. Evaluasi Manajemen Risiko

      Manajemen menetapkan target pengelolaan risiko, mengukur progresnya secara berkala melalui penilaian tingkat maturitas dan survei budaya risiko, meninjau kebijakan dan pedoman teknis, serta memantau efektivitas kerangka kerja dan proses manajemen risiko.

    6. Perbaikan Manajemen Risiko

      Hasil evaluasi ditindaklanjuti untuk memperbaiki manajemen risiko secara berkelanjutan.

  3. Proses Manajemen Risiko
    1. Komunikasi dan Konsultasi.
    2. Penetapan Lingkup, Konteks, dan Kriteria.
    3. Identifikasi, Analisis, dan Evaluasi Risiko.
    4. Perlakuan Risiko.
    5. Pemantauan dan Tinjauan Risiko.
    6. Pencatatan dan Pelaporan.

Model Tiga Lini Manajemen Risiko Adaro

Model tiga lini digunakan untuk memastikan checks and balances:

  • Lini pertama: Direksi Perusahaan Anak, yang bertanggung jawab untuk mengidentifikasi dan mengelola risiko.
  • Lini kedua: seluruh fungsi korporat selain Divisi Internal Audit, yang bertanggung jawab untuk menyediakan keahlian, dukungan, pemantauan, dan evaluasi risiko, termasuk menentukan kebijakan, standar, pedoman teknis, dan perangkat manajemen risiko lainnya.
  • Lini ketiga: Divisi Internal Audit, yang bertanggung jawab memberikan jaminan yang independen dan obyektif atas pengendalian (tata kelola, manajemen risiko, dan pengendalian internal). Dapat juga disediakan jaminan tambahan dari pihak eksternal, misalnya dari auditor eksternal.

 

Profil Risiko Adaro

Adaro menetapkan 29 tipe risiko baik eksternal, operasional, maupun organisasional secara terintegrasi di seluruh lini bisnisnya. 29 tipe risiko tersebut adalah:

Risk Type

External Environment

Macroeconomic

Industry

Regulation Changes

Community Relation

Security Threat

Weather

Natural Disaster

Investment

Operational

HSE

Critical Materials

Production Disruption

Product Quality

Facility & Infrastructure

Contractor

Capacity

Operation Planning

Business Interruption

Land Availability

Project

Sales Effectiveness

Coal Reserve

Production Cost

Organizational

People

Governance

Business Process

Financial

Technology

Legal & Regulatory Compliance

Financial Reporting

Per Desember 2023, Adaro telah menetapkan 10 fokus risiko yaitu Risiko HSE, project, industry, community relation, macroeconomic,  legal and regulatory compliance, regulation changes, weather, business disruption dan land availability.

Untuk penjelasan lebih detail mengenai manajemen risiko kami, silakan lihat di Laporan Tahunan 2023 halaman 288.

 

Manajemen Krisis Adaro

Adaro telah menerapkan Kebijakan Manajemen Krisis (Crisis Management Policy) sejak 2015 untuk memastikan kesiapsiagaan setiap anak perusahaan untuk dapat terus beroperasi ketika menghadapi krisis. Kebijakan ini ditujukan untuk memastikan ketahanan operasional Adaro dan anak-anak perusahaan dalam menghadapi risiko dengan dampak katastropik.

Adaro Crisis Management Building Blok

Adaro telah menyusun panduan pilar manajemen krisis atau crisis management building block yang terdiri atas:

  1. Kebijakan Manajemen Krisis
  2. Standar Manajemen Krisis

    Standar ini menjadi acuan rencana manajemen krisis yang disusun oleh anak-anak perusahaan sebagai tanggapan atas peristiwa krisis, yang terdiri atas tiga komponen utama:

    1. Rencana Tanggap Darurat (ERP): tanggapan awal terhadap insiden yang menyebabkan peristiwa krisis dengan tujuan utama untuk memastikan keselamatan karyawan, pengunjung, dan Masyarakat sekitar, meminimalkan kerusakan atau pencemaran lingkungan, dan melindungi operasi dari kerusakan atau gangguan lebih lanjut selama dan setelah insiden.
    2. Rencana Kesinambungan Operasi (OCP): berisi serangkaian tindakan untuk melanjutkan operasi sesegera mungkin dengan sumber daya dan/ atau infrastruktur terbatas yang tersedia pasca kejadian, beserta informasi kontak otoritas, vendor dan fungsi terkait.
    3. Rencana Pemulihan Operasi (ORP): berisi serangkaian tindakan untuk mengembalikan operasi ke kondisi yang seperti sebelum krisis dengan informasi terkait durasi waktu yang dibutuhkan, beserta informasi atas kontak otoritas, vendor, dan fungsi terkait.
    4. Rencana Komunikasi Krisis

Divisi Corporate Communications telah menyusun Rencana Komunikasi Krisis sebagai panduan yang memberikan informasi kepada media dan pemangku kepentingan selama krisis.

 

Tinjauan atas Efektivitas Sistem Manajemen Risiko

Survei Budaya Risiko Adaro

Untuk menjaga keefektifan manajemen risiko, Adaro secara berkala melakukan survei Budaya Risiko dengan melibatkan pihak ketiga yang independen. Hal ini untuk memastikan instrumen, metodologi, dan hasil yang objektif. Hasil survei kemudian ditelaah dan disampaikan kepada Risk Owner untuk perbaikan berkelanjutan.

Terakhir update pada Rabu, 19 Juni 2024 / 13:16 WIB | 45949