Pilar Adaro Minerals, pilar pertumbuhan kedua AEI, terdiri dari dua segmen bisnis utama: pertambangan batu bara metalurgi dan mineral dan pengolahan mineral. Operasi pertambangannya meliputi lima area konsesi di Kalimantan Tengah dan Timur dan memproduksi batu bara kokas semi lunak sampai batu bara kokas keras berkualitas premium, yang merupakan bahan baku penting untuk produksi baja. Pada bisnis mineral dan pengolahan mineral, melalui anak perusahaan di pilar ini, AEI memiliki proyek untuk mengembangkan smelter aluminium di Kalimantan Utara.
Pilar Adaro Minerals dinaungi PT Adaro Minerals Indonesia Tbk (AMI) (BEI: ADMR), perusahaan publik yang terdaftar di BEI sejak tanggal 3 Januari 2022. ADMR mengalami oversubscribed 179x pada periode pooling IPO dan mengumpulkan perolehan IPO Rp660.708.150.000. IPO AMI adalah salah satu inisiatif strategis AEI untuk menciptakan nilai dan potensi bisnis perusahaan ini telah menjadikannya pelaku pasar yang penting di pasar modal Indonesia sejak hari perdagangan pertama. Kapitalisasi pasar ADMR pada akhir 2023 tercatat sebesar $3,6 miliar, atau turun 18% dari $4,4 miliar pada akhir 2022.
PT Adaro Minerals Indonesia Tbk (AMI)
AMI berada di posisi penting dalam transformasi Grup Adaro menjadi Adaro yang lebih besar dan lebih hijau serta komitmennya untuk mendukung upaya pemerintah Indonesia untuk mencapai net-zero emissions (NZE) pada tahun 2060 atau lebih awal. Untuk memenuhi komitmen ini, AEI telah menetapkan target dimana paling lambat tahun 2030, sekitar 50% total pendapatannya dihasilkan dari bisnis non batu bara termal, yang diupayakan dengan membangun smelter aluminium, mencari peluang di berbagai produk mineral hijau, dan memperluas pasar batu bara metalurgi yang merupakan bahan baku penting untuk produksi baja, selain menambahkan bisnis energi terbarukan ke dalam portofolio bisnisnya.
Bisnis Pertambangan Batu Bara Metalurgi
Secara gabungan, kelima anak perusahaan AMI di sektor pertambangan memegang PKP2B yang meliputi total area konsesi 146.579 ha dengan total cadangan batu bara 173,0 juta ton dan total sumber daya batu bara 975,6 juta ton per Desember 2023.
AMI memproduksi 5,11 juta ton batu bara pada 2023, atau naik 52% dari tahun sebelumnya. Penjualan batu baranya mencapai 4,46 juta ton, naik 39% dari 3,2 juta ton pada tahun 2022 dan melampaui target produksi 2023 yang ditetapkan berkisar 3,8- 4,3 juta ton. Volume produksi dan penjualan AMI sebagian besar berasal dari anak perusahaannya yakni PT Maruwai Coal (MC), dengan sebagian kecil berasal dari PT Lahai Coal (LC), yang memulai kembali operasinya pada 2H23.
AMI mencatat pengupasan lapisan penutup 18,70 juta bcm pada tahun 2023, atau naik 125% dari tahun 2022, sehingga nisbah kupas mencapai 3,66x atau naik 48% dari 2,47x pada tahun 2022 karena reaktivasi operasi LC dan perluasan area yang dibuka di tambang Lampunut MC.
Pada tahun 2023, AMI terus berinvestasi pada berbagai fasilitas dan infrastruktur untuk mendukung target meningkatkan produksi menjadi 6 juta ton pada tahun 2025. Di antara aktivitas utama yang tercapai pada tahun 2023 adalah proses tender untuk konveyor pemuatan tongkang kedua dan camp Lampunut Waterfront, dengan konstruksi yang akan segera dimulai.
Sebagian besar produksi batu bara AMI pada tahun 2023 merupakan jenis kokas keras (HCC) dari tambang Lampunut dalam konsesi Maruwai dengan nama Enviromet. Enviromet ini berkarakteristik kokas kuat, diperingkat 9 untuk CSN (crucible swelling number) di skala 1-9, sehingga merupakan produk unggul untuk pencampuran dalam pembuatan kokas. Kadar abu dan fosfornya yang sangat rendah dapat mengurangi limbah dan emisi karbon dalam produksi besi gubal atau baja, sementara kadar vitrinit yang tinggi melengkapi batu bara berkadar vitrinit rendah sehingga meningkatkan kemampuan pencampuran dalam pembuatan kokas yang menghasilkan baja berkualitas. Berkat karakteristik ini, batu bara Lampunut memiliki keunggulan saing dibanding batu bara kokas negara lain.
Batu bara AMI terus mendapatkan pengakuan di pasar, dimana pada tahun 2023 destinasi penjualan terbesar AMI adalah Jepang (32%), diikuti China (31%) dan India (18%). AMI juga meningkatkan penjualan ke pasar domestik seiring perkembangan pabrik kokas di Indonesia.
AEI tetap meyakini akan fundamental batu bara metalurgi, karena sektor baja diperkirakan akan mendapatkan prospek permintaan yang positif dengan dukungan pertumbuhan ekonomi, peningkatan aktivitas industri, urbanisasi, dan perkembangan ekonomi hijau. Prospek yang menjanjikan ini membuat AMI yakin untuk menetapkan panduan penjualan pada kisaran 4,9–5,4 juta ton pada tahun 2024.
Bisnis Pengolahan Mineral
Untuk segmen mineral dan pengolahan mineral, AMI memulainya dengan proyek pembangunan smelter aluminium di bawah anak perusahaannya yakni PT Kalimantan Aluminium Industry (KAI).
Tinjauan Industri Aluminium
Pasar aluminium Indonesia diproyeksi akan tumbuh signifikan berkat penggunaan aluminium secara luas di berbagai sektor, misalnya otomotif, konstruksi, pengemasan, dan dirgantara. Sifat aluminium yang ringan dan anti karat menjadikannya sebagai produk pilihan di banyak industri.
Permintaan aluminium di Indonesia saat ini diestimasi sekitar 1 juta ton per tahun, sementara kapasitas produksi saat ini masih belum memenuhi permintaan. AMI menangkap peluang untuk memenuhi kesenjangan yang ada antara permintaan dan penawaran serta mendukung program hilirisasi mineral Pemerintah Indonesia dan untuk mengurangi impor produk aluminium ke Indonesia dengan membangun smelter aluminium sebagaimana dijelaskan di bawah ini.
Proyek Smelter Aluminium AMI (di Bawah KAI)
Terletak di provinsi Kalimantan Utara, proyek smelter KAI terdiri dari smelter aluminium dan fasilitas pendukung seperti jetti dan mess permanen untuk karyawan, yang saat ini sedang dalam tahap konstruksi dan diharapkan dapat mulai beroperasi pada tahun 2025. Kapasitas produksi pada fase pertama diestimasi mencapai 500.000 ton ingot aluminum per tahun, yang dapat ditingkatkan sampai 1.500.000 ton ingot aluminium per tahun. Suplai listrik untuk fase pertama proyek smelter akan disediakan oleh PT Kaltara Power Indonesia, yang merupakan anak usaha dari PT Adaro Power.
Pada tahun 2023, KAI berhasil mendapatkan financial close untuk pembangunan smelter tahap pertama. KAI juga telah merampungkan pembukaan lahan, investigasi tanah, perataan tanah, dan pekerjaan penimbunan untuk fasilitas baking furnace di area smelter aluminium.
Kinerja Keuangan AMI pada Tahun 2023
AMI mencatat pendapatan usaha sebesar AS$1,09 miliar pada tahun 2023, atau naik 20% dari tahun 2022, berkat kenaikan 39% pada volume penjualan yang dioffset dengan penurunan 14% pada harga jual rata-rata. Dari pendapatan usaha, EBITDA operasional AMI naik 17% y-o-y menjadi AS$573,50 juta, sehingga margin EBITDA operasional tercatat 53%. Laba inti di tahun yang sama mencapai AS$421,02 juta atau naik 23% dari 2022.
Pada tahun 2023, beban usaha AMI turun signifikan atau sebesar 88% menjadi AS$8,84 juta, yang disebabkan oleh perubahan regulasi terkait beban / pembayaran kepada pemerintah.
Penghargaan yang Diterima Anak-Anak Perusahaan AMI pada Tahun 2023
Anak-anak perusahaan AMI berupaya mempertahankan keunggulan di semua aspek operasinya. Di sepanjang tahun 2023, perusahaan-perusahaan ini mendapatkan berbagai penghargaan sebagai pengakuan atas pencapaian mereka di berbagai bidang. Beberapa di antaranya adalah:
- Peringkat Biru pada penghargaan PROPER dari Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan
- Peringkat Utama dari Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral pada Good Mining Practices (GMP) Award pada aspek Pengelolaan Lingkungan Hidup Pertambangan Mineral dan Batu Bara
- Dua piala Emas pada Temu Karya Mutu & Produktivitas Nasional (TKMPN) XXVII
- Piagam penghargaan kategori Silver pada ajang Indonesia Sustainable Development Goals Award 2023, atas kontribusi dalam pencapaian SDGs 15.3 – Konservasi Darat
- Piagam penghargaan kategori Gold pada ajang Indonesia Sustainable Development Goals Award 2023 atas kontribusi dalam pencapaian SDGs 8.3.(a) – Peningkatan Peluang Usaha dan Kerja bagi Masyarakat
Informasi yang lebih lengkap mengenai PT Adaro Minerals Indonesia Tbk, termasuk laporan tahunannya dapat diakses di situs web perusahaan www.adarominerals.id.