Adaro
Mining
Adaro
Services
Adaro
logistics
Adaro
Power
Adaro
Water
Adaro
Land
Adaro
Capital

Adaro Power


Bisnis ketenagalistrikan AEI menyediakan pasar yang tetap bagi produk batu bara termal yang pasarnya bersiklus dan fluktuatif, sekaligus menangkap peluang dari program strategis pemerintah untuk meningkatkan suplai listrik nasional. PT Adaro Power (AP), anak perusahaan AEI yang memimpin segmen ini, telah merampungkan beberapa proyek PLTU yang dikelola anak-anak perusahaannya yakni PT Makmur Sejahtera Wisesa (MSW), PT Tanjung Power Indonesia (TPI), dan PT Bhimasena Power Indonesia (BPI). Dalam beberapa tahun terakhir, AP bersama dengan PT Adaro Clean Energy Indonesia juga memegang peran penting dalam transformasi Adaro ke bisnis ramah lingkungan dengan menangani berbagai proyek-proyek energi terbarukan pilar terbaru Grup Adaro, yaitu Adaro Green, karena AP telah memiliki sumber daya (tenaga kerja profesional, keahlian, pengalaman, jaringan, dan sebagainya) di bisnis dan operasional sektor energi. Proyek-proyek energi terbarukan yang telah maupun sedang dilaksanakan Grup Adaro dengan melibatkan AP meliputi solar PV dan battery energy storage system (BESS) di Kelanis, Kalimantan Tengah, PLTB dan BESS di Tanah Laut, Kalimantan Selatan, PLTA mini di Lampunut, Kalimantan Tengah, dan PLTA untuk memasok energi hijau bagi aktivitas pengolahan mineral dan industri di kawasan industri hijau di Kalimantan Utara serta mendukung diversifikasi bauran energi Indonesia.

 

PT Makmur Sejahtera Wisesa (MSW)

MSW menandai hilirisasi pertama AEI ke sektor ketenagalistrikan pada tahun 2013. MSW membangun, memiliki, dan mengoperasikan proyek pembangkit listrik pertama AEI yang berkapasitas 2x30 MW di Tabalong, Kalimantan Selatan, yang memasok listrik untuk operasi Adaro Indonesia (AI). Pembangkit MSW menggunakan circulating fluidized bed combustion (CFBC) yang cocok untuk pembakaran batu bara berkelembaban tinggi seperti E4000 AI karena dapat mengurangi emisi nitrogen oksida berkat temperatur pembakaran yang rendah, dan menggunakan presipitator elektrostatis untuk mengeliminasi emisi abu. 

Pada tahun 2023, MSW melanjutkan program elektrifikasi tambang Adaro Indonesia dengan menambah suplai listrik untuk memenuhi kebutuhan listrik 132 pompa listrik dan 10 unit fasilitas tambang lainnya seperti kantor, bengkel, WTP dan fasilitas peremukan (crusher). Dengan menyerap energi listrik dari MSW sekitar 75.390 MWh pada tahun 2023, AI mengurangi pemakaian bahan bakar solar sekitar 19,9 juta liter dalam setahun, atau setara dengan pengurangan emisi gas rumah kaca (GRK) sekitar 52,2 ribu ton CO2.

MSW juga melanjutkan kegiatan mengoperasikan dan memelihara kelistrikan untuk anak perusahaan AEI, yakni PT Indonesia Bulk Terminal (IBT), yang pada tahun 2023 mencatat suplai listrik sebesar 7.006 MWh untuk operasional IBT.

 

Inisiatif Pengurangan Karbon Msw

Co-Firing PLTU Menggunakan Biomassa

Untuk mengurangi konsumsi batu bara PLTU-nya, pada tahun 2021, MSW memulai proyek percontohan untuk co-firing menggunakan biomassa, demi menurunkan emisi karbon. Proyek ini dilanjutkan dengan co-firing menggunakan 5 ton biomassa per hari secara terusmenerus dari bulan Oktober 2022 hingga September 2023, yang kemudian ditingkatkan menjadi 17 ton biomassa per hari secara terus-menerus selama kuartal ke-4 tahun 2023 atau sekitar 6% dari konsumsi batu bara harian MSW. Terkait emisi, angka ini setara dengan pengurangan emisi sebesar 3.459 ton CO2 selama tahun 2023.

 

Solar PV di Area PLTU

Pada tahun 2023, MSW merampungkan pemasangan solar PV dengan kapasitas terpasang 35 kWp di area PLTU-nya, yang kemudian memproduksi listrik sejumlah 34 MWh pada tahun yang sama. Solar PV ini dapat mengurangi konsumsi batu bara sebesar sekitar 33 ton/tahun atau setara dengan pengurangan emisi sebesar sekitar 47 ton CO2/tahun.

 

Kendaraan Listrik dan SPKL

Pada bulan Mei 2023, MSW membeli dua kendaraan listrik untuk transportasi karyawan. Sampai akhir tahun 2023, kedua kendaraan ini telah menempuh jarak sekitar 15 ribu kilometer, yang berarti penghematan penggunaan bahan bakar solar sebesar sekitar 1.095 liter atau setara dengan pengurangan emisi sebesar sekitar 3 ton CO2.

 

Pada akhir tahun 2023, MSW memproses pembelian satu unit stasiun pengisian kendaraan listrik (SPKL) dengan kapasitas 150 KW untuk mendukung program kendaraan listrik Adaro Indonesia. SPKL ini diharapkan untuk menyelesaikan instalasi pada 2Q24.

 

PT Tanjung Power Indonesia (TPI)

PT Tanjung Power Indonesia (TPI) adalah perusahaan konsorsium antara AP (65%) dan PT EWP Indonesia (35%), anak perusahaan Korea East-West Power Co Ltd., yang membangun dan mengoperasikan PLTU 2x100 MW di kabupaten Tabalong, Kalimantan Selatan, untuk dijual ke PLN di bawah Perjanjian Jual Beli Listrik selama 25 tahun sejak tanggal operasi komersial (COD). Pada tahun 2023 atau tahun keempat operasinya, TPI mencapai faktor ketersediaan aktual rata-rata 92,2% dari target 83,6%, dan menghasilkan 1.297.555,12 MWh listrik untuk PLN Kalimantan.

 

Inisiatif Hijau TPI

TPI juga terus berkomitmen untuk melakukan inisiatif hijau, yang salah satunya dengan melakukan pemasangan solar PV dengan kapasitas 75 kW, yang telah digunakan untuk memasok kebutuhan listrik internal di kantor dan bengkel. Emisi karbon dari kedua unit PLTU TPI masih di bawah ambang yang ditetapkan pemerintah untuk tahun tersebut. Saat ini TPI juga sudah terdaftar sebagai Pengguna Jasa Bursa Karbon dan siap bertransaksi di Bursa Karbon Indonesia (IDXCarbon).

 

PT Bhimasena Power Indonesia (BPI)

Konsorsium AP, Electric Power Development Co.Ltd. (J-Power) dan Itochu Corporation mendirikan PT Bhimasena Power Indonesia (BPI) pada tahun 2011 untuk membangun PLTU 2x1.000 MW di Batang, Jawa Tengah (PLTU Batang), sebagai salah satu PLTU pertama dan terbesar di Asia Tenggara dengan teknologi boiler ultra-supercritical (USC). BPI mencapai financial close pada Juni 2016 dengan total biaya proyek sekitar AS$4,2 miliar, dan mendapatkan komitmen pendanaan proyek sekitar AS$3,4 miliar dari Japan Bank for International Cooperation dan beberapa lembaga keuangan komersial. BPI menandatangani Perjanjian Jual Beli Listrik dengan PLN untuk periode 25 tahun, proyek kemitraan pemerintah-swasta pertama yang terealisasi di bawah jaminan Pemerintah Indonesia melalui Kementerian Keuangan Republik Indonesia dan PT Penjaminan Infrastruktur Indonesia (Persero) dan adalah bagian Masterplan Percepatan dan Perluasan Pembangunan Ekonomi Indonesia.

Dengan menggunakan teknologi USC, proses pembakaran batu bara menghasilkan efisiensi konversi energi yang lebih tinggi. Keunggulan ini tidak hanya menghasilkan lebih banyak unit listrik dari setiap ton batu bara yang digunakan, namun juga mengurangi jumlah emisi karbon dioksida (CO2) per unit energi yang dihasilkan dengan intensitas emisi di bawah 0,911 ton CO2e/Mwh.

Kedua unit PLTU Batang mencapai COD pada tahun 2022. Pada tahun 2023, PLTU Batang mencapai faktor ketersediaan aktual rata-rata 85,21% dan menghasilkan 11.311.912,8 MWh. Selama masa Perjanjian Jual Beli Listrik, perusahaan akan terus memasok listrik ke PLN untuk wilayah Jawa dan Bali. 

Terakhir update pada Jumat, 31 Mei 2024 / 20:50 WIB | 199802