Adaro Power

Ketenagalistrikan

April 24, 2019, 3:00 pm | Admin

Bisnis ketenagalistrikan AEI menyediakan pasar yang tetap bagi produk batu bara termal yang pasarnya bersiklus dan fluktuatif, sekaligus menangkap peluang dari program strategis pemerintah untuk meningkatkan suplai listrik nasional. PT Adaro Power (AP), perusahaan anak AEI yang memimpin segmen ini, telah merampungkan beberapa proyek PLTU yang dikelola perusahaan-perusahaan anaknya yakni PT Makmur Sejahtera Wisesa (MSW), PT Tanjung Power Indonesia (TPI), dan PT Bhimasena Power Indonesia (BPI). Saat ini, AP juga memegang peran penting dalam transformasi Adaro ke bisnis ramah lingkungan melalui keterlibatannya dalam berbagai proyek energi terbarukan, yakni solar PV dan battery energy storage system (BESS) di Kelanis, Kalimantan Tengah, PLTB dan BESS di Tanah Laut, Kalimantan Selatan, dan PLTA mini di Lampunut, Kalimantan Tengah.

 

PT MAKMUR SEJAHTERA WISESA (MSW)

MSW menandai hilirisasi pertama AEI ke sektor ketenagalistrikan pada tahun 2013. MSW membangun, memiliki, dan mengoperasikan proyek pembangkit listrik pertama AEI yang berkapasitas 2x30 MW di Tabalong, Kalimantan Selatan, yang memasok listrik untuk operasi Adaro Indonesia (AI). Pembangkit MSW menggunakan circulating fluidized bed (CFB) yang cocok untuk pembakaran batu bara berkelembaban tinggi seperti E4000 AI karena dapat mengurangi emisi nitrogen oksida berkat temperatur pembakaran yang rendah, dan menggunakan presipitator elektrostatis untuk mengeliminasi emisi abu.

Pada tahun 2022, MSW melanjutkan program elektrifikasi tambang Adaro Indonesia dengan menambah jumlah pompa listrik menjadi 76 unit, yang akan terus ditambah menjadi 143 unit pada akhir tahun 2023. Pada tahun yang sama, MSW memproduksi listrik sebanyak 90.736 MWH dan mencapai faktor ketersediaan aktual 90,6%.

MSW juga melanjutkan kegiatan mengoperasikan dan memelihara kelistrikan untuk perusahaan anak AEI, yakni PT Indonesia Bulk Terminal (IBT), yang pada tahun 2022 mencatat suplai listrik sebesar 6.797 MWh untuk operasional IBT.   

While MSW’s operations substantially consume AI’s coal to produce power, in 2021, the company started the pilot project to add biomass for co-firing. This carbon emission reduction initiative was continued in 2022, with 5 tonnes per day biomass used in cofiring, or approximately 2% of MSW’s daily coal consumption and equivalent to 739 tonnes CO2 reduction.

 

PT TANJUNG POWER INDONESIA (TPI)

PT Tanjung Power Indonesia (TPI) adalah perusahaan konsorsium antara AP (65%) dan PT EWP Indonesia (35%), perusahaan anak Korea East-West Power Co Ltd., yang membangun dan mengoperasikan PLTU 2x100 MW di kabupaten Tabalong, Kalimantan Selatan, untuk dijual ke PLN di bawah Perjanjian Jual Beli Listrik selama 25 tahun sejak tanggal operasi komersial (COD). Pada tahun 2022 atau tahun ketiga operasinya, TPI mencapai faktor ketersediaan aktual rata-rata 89,71% dari target 82,5%, dan menghasilkan 1.214.214 MWH listrik untuk PLN Kalimantan.  

 

PT BHIMASENA POWER INDONESIA (BPI)

Konsorsium AP, Electric Power Development Co.Ltd. (J-Power) dan Itochu Corporation mendirikan PT Bhimasena Power Indonesia (BPI) pada tahun 2011 untuk membangun PLTU 2x1.000 MW di Batang, Jawa Tengah (PLTU Batang), sebagai salah satu PLTU pertama dan terbesar di Asia Tenggara dengan teknologi boiler ultra-supercritical (USC). BPI mencapai financial close pada Juni 2016 dengan total biaya proyek sekitar AS$4,2 miliar, dan mendapatkan komitmen pendanaan proyek sekitar AS$3,4 miliar dari Japan Bank for International Cooperation dan beberapa lembaga keuangan komersial. BPI memiliki Perjanjian Jual Beli Listrik dengan PLN untuk periode 25 tahun, proyek kemitraan pemerintah-swasta pertama yang terealisasi di bawah jaminan Indonesia Infrastructure Guarantee Fund (IIGF) dan bagian Masterplan Percepatan dan Perluasan Pembangunan Ekonomi Indonesia.

Pada 15 Agustus 2022, BPI mencapai COD untuk Unit 1, disusul dengan COD Unit 2 pada 31 Agustus 2022. Sejak COD kedua unit tersebut sampai akhir 2022, PLTU Batang mencapai faktor ketersediaan aktual rata-rata 86.45% dan menghasilkan 4.312 GWH untuk PLN Jawa Bali. Selama masa Perjanjian Jual Beli Listrik, perusahaan akan terus memasok listrik ke PLN untuk wilayah Jawa dan Bali.

Terakhir di update pada Rabu, 28 Februari 2024 / 09:42 WIB | 195089