ADARO
Semester I 2014, Adaro Produksi 27,83 Juta Ton
Energytoday.com, August 15 – Jakarta – PT Adaro Energy Tbk mencatat kenaikan produksi batubara pada semester I-2014. Perusahaan dengan kode saham ADRO ini memproduksi sebanyak 27,83 juta ton batubara, atau naik 11,6% jika dibandingkan dengan produksi pada periode yang sama tahun lalu yakni 24,94 juta ton.
Salah satu penyumbang kenaikan produksi berasal dari tambang Balangan yang mulai produksi pada kuartal II-2014.
Head of Investor Relations & Corporate Secretary Adaro Energy Tbk, Cameron Tough mengatakan tambang Balangan tersebut dikelola PT Semesta Centramas (SCM), salah satu tambang dari perusahaan pemegang Izin Usaha Pertambangan (IUP) yang diakuisisi oleh Adaro pada tahun 2013. ―Batubara dari tambang SCM itu diberi merek Balangan Coal. Kami mulai produksi 77.335 ton dan sudah ekspor 53.274 ton ke Thailand,‖ tutur Cameron seperti dilaporkan Harian Kontan, Jum’at (15/08).
Saat ini, Adaro memiliki empat tambang yakni, tambang Tutupan, Paringin, Wara dan yang baru Balangan Coal. Keempatnya berada di Kalimantan Selatan. Walaupun harga batubara masih lemah, kami tetap berada pada posisi yang tepat untuk mencapai target tahun ini yang mencapai 54 juta ton sampai 56 juta ton.
Penjualan Batubara Adaro ditujukan ke beberapa negara, pertama ke Indonesia sebesar 22%, India sebanyak 16%, China 13%, Jepang 10%, Korea 9%, Spanyol 7%, Hong kong 7%, Malaysia 6%, dan lainnya 10%. Kami bertahan sebagai pemasok utama bagi pasar domestik.
Adaro Raih Bipartit Award 2014
Antaranews.com, August 18 – Tanjung (AntaraNews Kalsel) – Perusahaan pertambangan batu bara nasional, PT Adaro Indonesia yang wilayah operasionalnya berada di Kabupaten Tabalong, Kalimantan Selatan, berhasil meraih penghargaan Anugerah Lembaga Kerja Sama (LKS) Bipartit Award 2014.
PT Adaro Indonesia berhasil meraih posisi Terbaik Ketiga Nasional, setelah PT Mitsubishi Krama Yudha Motors and Manufacturing, Jakarta dan PT Pura Barutama, Kudus, Jawa Tengah, di posisi pertama dan kedua.
Bipartit Award sendiri merupakan penghargaan yang diberikan pemerintah yang merupakan agenda tiga tahunan Kementrian Tenaga Kerja dan Transmigrasi (Kementrans) RI.
Penghargaan diberikan kepada sepuluh perusahaan skala besar hingga kecil terbaik provinsi dan nasional yang dinilai mampu membina hubungan industrial paling harmonis antara pekerja dengan manajemen perusahaan.
ESDM Loloskan 42 Berkas ET
Energytoday, August 21 – Jakarta – Kementerian ESDM telah meloloskan 42 berkas rekomendasi Eksportir
Terdaftar (ET) yang diajukan perusahaan tambang batu bara untuk mendapatkan izin ekspor komoditas itu.
Direktur Pembinaan dan Pengusahaan Batubara Ditjen Mineral dan Batubara Kementerian ESDM, Bambang Tjahjono mengatakan hal itu didasarkan pada verifikasi terbaru yang dilakukan tim direktoratnya. Dari jumlah 42 berkas, sebanyak 19 berkas merupakan milik perusahaan berlisensi Perjanjian Karya pengusahaan Pertambangan Batubara (PKP2B), sementara 23 berkas milik perusahaan tambang berlisensi Izin Usaha Pertambangan (IUP) Produksi dan IUP pengangkutan dan penjualan.
Perusahaan tambang pemegang PKP2B yang lolos verifikasi antara lain PT Kaltim Prima Coal (KPC), PT Adaro Indonesia, PT Berau Coal, PT Antang Gunung Maratus, PT Kideco Jaya Agung dan PT Indominco Mandiri. “Perusahaan yang mengajukan semakin bertambah, proses verifikasi juga masih berjalan. Saya optimistis untuk IUP saja ada 85 perusahaan yang akan lolos verifikasi,” tutur Bambang seperti dilaporkan Harian Bisnis Indonesia, Kamis (21/08).
Aturan Main
Dalam beleid tersebut ada empat syarat yang wajib dipenuhi perusahaan. Pertama, perusahaan harus menyertakan salinan sertifikat Clean and Clear (CnC) untuk perusahaan tambang berlisensi IUP atau salinan keputusan menteri untuk pemegang PKP2B. Kedua, menyertakan salinan bukti pembayaran royalti dalam periode pembayaran sebelumnya. Ketiga, menyertakan salinan persetujuan Rencana Kerja dan Anggaran Biaya (RKAB) yang diterbitkan dari pemberian izin. Keempat, menyertakan surat pernyataan bersedia membayar iuran produksi sebelum diangkut lintas wilayah. (id/bi)
COAL INDUSTRY
Pengurangan Subsidi BBM, Berkah bagi Penambang Batu Bara
Beritasatu.com, August 19 – Jakarta – Perdebatan mengenai subsidi BBM dalam Nota Keuangan dan Rancangan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (RAPBN) 2015 membawa berkah tersendiri bagi sektor batu bara.
Demikian menurut KDB Daewoo Securities dalam hasil risetnya hari ini.
Sebagaimana diketahui bahwa Presiden RI Terpilih periode (2014-2019), Joko Widodo meminta Presiden Yudhoyono untuk berbagi beban pagu subsidi BBM. Dalam Nota Keuangan dan RAPBN 2015 subsidi BBM diproyeksikan mencapai Rp291 triliun, naik dari pagu APBN-Perubahan 2014 sebesar Rp247 triliun.
Besarnya subsidi BBM dalam Nota Keuangan dan RAPBN 2015 mempersempit ruang fiskal pemerintah dalam pembangunan.
Wacana pengurangan subsidi BBM menjadi salah satu strategi efisiensi yang dapat dipilih meskipun akan menyebabkan turbulensi ekonomi dalam jangka pendek. Strategi efisiensi lain yang dapat diimplementasikan adalah konversi BBM bersubsidi ke gas atau penggunaan batu bara menggantikan BBM sebagai pembangkit tenaga listrik.
Selain jumlah penduduk, keunggulan kompetitif Indonesia adalah sumber daya alam termasuk batu bara. Tercatat pada 2010, 2011, 2012, dan 2013, produksi batu bara Indonesia masing-masing mencapai 169.2, 217.3, 237.4, dan 258.9 juta ton. Selain untuk memenuhi konsumsi domestik, produksi batu bara Indonesia juga sebagai komoditas eskpor. Saat ini, kenaikan harga minyak mentah dan melandainya harga komoditas batu bara menjadi momentum yang baik bagi peningkatan pemanfaatan batu bara dalam negeri.
POWER PLANT
Soal Tender PLTU Mulut Tambang, PLN Bakal Mengubah Syarat Kalori
Energytoday.com, August 21 – Jakarta – Gejolak persaingan tender proyek Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) Mulut Tambang Sumatera Selatan 9 dan 10 antar peserta tender tampaknya bakal mereda. Sebab, PT Perusahaan Listrik Negara (PLN) tak lagi ngotot mewajibkan batasan kalori batubara bagi pembangkit listrik yang akan ditenderkan tersebut.
Semula, kedua proyek itu wajib menggunakan batubara dengan kalori 3.000 kkal per kg. Lantaran PT Bukit Asam Tbk dan PT Adaro Energy Tbk sebagai peserta tender keberatan, PLN kini mulai melunak.
PLN akan membolehkan penggunaan batubara kalori di bawah 3.000 kkal per kg serta batubara berkalori di atas 3.000 kkal per kg. Sebagai gambaran, PLTU Mulut Tambang Sumsel 9 berkapasitas 2×600 megawatt (MW). Adapun PLTU Mulut Tambang Sumsel 10 berkapasitas 1×600 MW dengan total investasi sekitar US$ 3 miliar.
Menurut General Manager PT Pendopo Energi Batubara, Bambang Triharyono, dalam pertemuan dengan Menteri Perekonomian Chairul Tanjung dan Direktur Jenderal (Dirjen) Ketenagalistrikan Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Jarman, tercetus ide pembagian jenis kalori dalam dua proyek itu. “Untuk yang PLTU Mulut Tambang Sumsel 9 akan memakai kalori 3.000 kkal/kg, untuk PLTU Mulut Tambang Sumsel 10 memakai kalori tinggi,” kata Bambang seperti dilpaorkan Harian Kontan, Kamis (21/08).
Joko berpendapat, dalam tender pembangunan pembangkit listrik mulut tambang idealnya memang tidak ada batasan kalori batubara. Sebab Peraturan Menteri ESDM No 10/2014 tentang Tata Penyediaan dan Penetapan Harga Batubara Untuk Pembangkit Listrik Mulut Tambang juga tidak membatasi kalori batubara PLTU. Lagi pula, dalam dua tender PLTU Mulut Tambang yang dimenangkan PTBA, tak ada pembatasan kalori tersebut. Asal tahu saja, PTBA saat ini tengah merampungkan pembangunan PLTU Mulut Tambang Banjarsari berkapasitas 2×100 MW di Tanjung Enim, serta membangun PLTU Mulut Tambang Sumsel 8. (fd/ktn)