Asosiasi Pertambangan Batu Bara Indonesia (APBI) menilai ekspor batu bara ke negara-negara berkembang masih menjanjikan. Sebab, 80 persen dari pemintaan ekspor batu bara oleh Tiongkok, India, serta negara di kawasan Asia Tenggara cukup tinggi.
Direktur Eksekutif APBI Hendra Sinadia mengatakan sebanyak kurang lebih 32 persen ekspor batu bara Indonesia dikirimkan ke Tiongkok, 27 persen ke India dan Asia Tenggara sekitar 22 persen. Sementara Asia Timur seperti Korea Selatan, Jepang dan Taiwan yang masuk dalam kategori negara maju sekitar 18-19 persen.
"Kita petakan ekspor 20 tahun ke depan masih cukup ada," kata Hendra, di Jakarta, Selasa, 13 Oktober 2020.
Ia menambahkan tren impor batu bara di Tiongkok saat ini turut meningkat meski negara tirai bambu ini tengah beralih menggunakan energi terbarukan. Hal ini dikarenakan industri kecil di Tiongkok masih bergantung pada pemanfaatan batu bara.
Adapun produksi batu bara di Tiongkok mencapai 3,3 miliar ton, enam kali lipat dari produksi Indonesia.
"Dalam beberapa waktu ke depan batu bara masih punya peranan penting di Tiongkok, sebagian besar pembangkit di Tiongkok masih dikategorikan muda sehingga dalam 20 tahun ke depan masih butuh skala besar. Mereka masih tetap butuh impor dari Indonesia," ujar Hendra.
Sementara itu, tren permintaan batu bara di negara Asia Timur cenderung stabil. Meskipun Korea Selatan agak agresif menurunkan penggunaan batu baranya. Namun, kata Hendra, Korea Selatan masih tetap akan impor dengan jumlah yang mulai dikurangi.
Mengutip data Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), proyeksi produksi batu bara 2020-2024 mengalami peningkatan. Di 2020 produksi ditargetkan sebesar 550 juta ton dengan alokasi ekspor 395 juta ton dan domestik 155 juta ton.
Di 2021 produksi ditargetkan sebesar 609 juta ton yang terbagi untuk ekspor 441 juta ton dan domestik 168 juta ton. Kemudian 2020 sebesar 618 juta ton untuk ekspor 441 juta ton dan domestik 177 juta ton.
Selanjutnya di 2023 produksi sebesar 625 juta ton untuk ekspor 441 juta ton dan domestik 184 juta ton. Serta di 2024 produksi ditargetkan sebesar 628 juta ton untuk ekspor 441 juta ton dan domestik 187 juta ton.